Senin, 07 Agustus 2023

Gangguan pada Sistem Pencernaan Manusia


 

Pengertian Gangguan Pencernaan

Gangguan pencernaan adalah sekelompok kondisi yang terjadi ketika sistem pencernaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Secara umum, gangguan pencernaan terbagi menjadi dua, yaitu gangguan pencernaan organik dan fungsional.

Gangguan pencernaan organik terjadi ketika ada kelainan struktural pada sistem pencernaan, yang mencegahnya bekerja dengan baik. Sementara gangguan pencernaan fungsional terjadi ketika saluran pencernaan tampak normal secara struktural tetapi masih tidak berfungsi dengan baik.

Adapun beberapa gangguan pencernaan yang umum terjadi sebagai penyebab gangguan pencernaan adalah: 

  • Penyakit refluks gastroesofageal atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
  • Irritable bowel syndrome (IBS/sindrom iritasi usus).
  • Inflammatory bowel disease (IBD/penyakit peradangan usus).
  • Batu empedu.
  • Penyakit Celiac.

Penyebab Gangguan Pencernaan

Penyebab gangguan pencernaan akan bervariasi, tergantung pada jenis penyakit atau kondisi yang mendasarinya. 

Apa Saja Penyakit Gangguan Pencernaan?

Berikut adalah penjelasan mengenai sejumlah penyakit atau kondisi yang dapat menjadi penyebab gangguan pencernaan: 

1. Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)

Penyakit refluks asam lambung (GERD) adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus (kerongkongan). Adapun penyebab utama dari kondisi ini adalah melemahnya cincin otot kerongkongan. Cincin otot kerongkongan tersebut berfungsi mencegah makanan kembali ke kerongkongan setelah masuk ke lambung. Hingga 

2. Irritable Bowel Syndrome (IBS/sindrom iritasi usus) 

Sampai saat ini para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti dari IBS. Namun, para ahli menduga kalau sejumlah faktor berikut tampaknya berperan dalam memicunya:

  • Kontraksi otot di usus. Dinding usus dilapisi dengan lapisan otot yang berkontraksi saat mereka memindahkan makanan melalui saluran pencernaan. Kontraksi yang lebih kuat dan bertahan lebih lama dari biasanya dapat menyebabkan gas, kembung, dan diare. 
  • Sistem saraf. Masalah dengan saraf pada sistem pencernaan dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Khususnya saat perut meregang karena gas atau feses. Sinyal yang terkoordinasi dengan buruk antara otak dan usus dapat menyebabkan tubuh bereaksi berlebihan terhadap perubahan yang biasanya terjadi dalam proses pencernaan. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit, diare atau sembelit.
  • Infeksi parah. IBS dapat berkembang setelah serangan diare parah akibat infeksi bakteri atau virus. Kondisi ini memiliki istilah medis gastroenteritis. Selain itu, IBS juga mungkin berkaitan dengan kelebihan bakteri usus (pertumbuhan bakteri yang berlebihan).
  • Stres. Orang yang terpapar peristiwa stres, terutama saat masa kanak-kanak, cenderung memiliki lebih banyak gejala IBS. 

3. Inflammatory Bowel Disease (IBD) 

Sampai saat ini para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti dari IBD atau penyakit peradangan usus. Tetapi para ahli mengklaim kalau IBD adalah hasil dari sistem kekebalan tubuh yang melemah. Kemungkinan penyebabnya adalah:

  • Sistem kekebalan yang tidak dapat merespons kuman dengan optimal.  Misalnya seperti virus atau bakteri, yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan.
  • Dapat terpicu pengaruh komponen genetik. Sebagai contoh, seseorang dengan riwayat keluarga IBD lebih mungkin mengembangkan kondisi ini. 

4. Batu Empedu 

Para ahli berpikiran kalau batu empedu dapat terjadi ketika:

  • Empedu mengandung kolesterol berlebih. Biasanya, empedu mengandung cukup bahan kimia untuk melarutkan kolesterol yang hati keluarkan. Tetapi jika hati mengeluarkan lebih banyak kolesterol daripada yang dapat empedu larutkan,  kelebihan kolesterol dapat terbentuk menjadi kristal dan akhirnya menjadi batu.
  • Empedu mengandung terlalu banyak bilirubin. Bilirubin adalah bahan kimia yang tubuh produksi saat memecah sel darah merah. Kondisi tertentu dapat menyebabkan hati (liver) membuat terlalu banyak bilirubin. Misalnya seperti sirosis hati, infeksi saluran empedu, dan kelainan darah tertentu. Kelebihan bilirubin berkontribusi pada pembentukan batu empedu.

5. Penyakit Celiac

Penyakit Celiac adalah masalah pencernaan yang melukai usus kecil. Kondisi ini dapat membuat proses penyerapan nutrisi dari makanan pada tubuh terhambat. Seseorang dapat terserang penyakit celiac jika sensitif terhadap gluten.

Gluten adalah sejenis protein yang terkandung dalam gandum, jelai, dan terkadang dalam jumlah kecil dalam oat campuran.

6. Tukak Lambung

Tukak lambung atau peptic ulcer adalah luka terbuka yang terbentuk pada lapisan lambung atau usus 12 jari (ulkus duodenum). Adapun salah satu penyebab dari kondisi ini adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori.

Selain itu, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan risikonya. 

Faktor Risiko Gangguan Pencernaan

Faktor risiko dari kondisi ini akan bervariasi, tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah penjelasannya: 

1. GERD

Berbagai faktor risiko GERD, antara lain:

  • Pengidap hiatus hernia.
  • Pengidap obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Ibu hamil.
  • Konsumsi makanan tinggi lemak.
  • Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan minuman yang mengandung kafein.
  • Kondisi psikologis, seperti stres atau memendam kemarahan.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu yang dapat memicu GERD.

2. IBS

Berbagai faktor risiko IBS, antara lain:

  • Infeksi di saluran pencernaan.
  • Perubahan kondisi bakteri normal di dalam usus kecil.
  • Gangguan pada fungsi otak saat mengirim sinyal ke usus.
  • Makanan yang terlalu cepat atau terlalu lambat dicerna di saluran pencernaan.
  • Makanan atau minuman tertentu yang sulit untuk dicerna, seperti makanan dengan kadar asam, lemak, gula, atau karbohidrat yang tinggi.
  • Perubahan kadar hormon atau neurotransmitter dalam tubuh.
  • Gangguan kesehatan mental, seperti gangguan panik, cemas, depresi, dan stres.

3. IBD

Berbagai faktor risiko IBD, antara lain:

  • Lingkungan.
  • Pola makan.
  • Genetik.
  • Kebiasaan merokok.

4. Batu Empedu 

Berbagai faktor risiko batu empedu, antara lain:

  • Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Sering makan makanan tinggi lemak dan rendah serat.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan batu empedu.
  • Mengidap diabetes.
  • Memiliki kelainan darah tertentu, seperti anemia sel sabit atau leukemia.
  • Memiliki penyakit liver.

5. Penyakit Celiac

Berbagai faktor risiko penyakit Celiac, antara lain:

  • Riwayat keluarga dengan penyakit Celiac.
  • Infeksi virus.
  • Menjalani persalinan dan operasi.
  • Stres berlebihan.

6. Tukak Lambung

Selain memiliki risiko terkait penggunaan NSAID, seseorang mungkin memiliki peningkatan risiko tukak lambung jika:

  • Memiliki kebiasaan merokok karena dapat meningkatkan risiko tukak lambung pada orang yang terinfeksi H. pylori.
  • Konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang. 
  • Memiliki stres yang tidak terkelola dengan baik.
  • Terlalu sering mengonsumsi makanan pedas.

Gejala Gangguan Pencernaan

Gejala dari GERD, antara lain:

  • Rasa tidak nyaman di dada.
  • Batuk kering.
  • Rasa asam di mulut.
  • Radang tenggorokan.
  • Kesulitan menelan.

Gejala dari IBS, antara lain:

  • Nyeri atau tidak nyaman pada perut.
  • Perubahan frekuensi buang air besar.
  • Perubahan bentuk kotoran.

Gejala dari IBD, antara lain:

  • Nyeri pada perut.
  • Diare.
  • Kelelahan.
  • Buang air besar tidak tuntas.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Perdarahan pada rektum.

Gejala dari batu empedu, antara lain:

  • Rasa sakit yang terus-menerus di bawah tulang rusuk, di sisi kanan tubuh.
  • Penyakit kuning.
  • Suhu tinggi.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Berkeringat.

Gejala dari penyakit Celiac, antara lain:

  • Diare jangka panjang.
  • Sembelit.
  • Tinja yang pucat, lebih bau dari biasanya, dan mengapung.
  • Sakit perut.
  • Kembung.
  • Gas.
  • Mual.
  • Muntah. 

Diagnosis Gangguan Pencernaan

Dokter akan mendiagnosis jenis gangguan pencernaan pada seseorang dengan melakukan wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang sesuai. 

Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan pada GERD adalah endoskopi dan x-ray. Pada IBS, umumnya dilakukan pemeriksaan intoleransi laktosa, pernapasan, darah, feses, sigmoidoskopi fleksibel, kolonoskopi, x-ray, serta CT scan. 

Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan pada IBD, antara lain pemeriksaan darah, endoskopi, kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, x-ray, CT scan, dan MRI.

Pemeriksaan penunjang untuk batu empedu adalah USG, CT scan, tes darah, dan pemindaian radionuklida kandung empedu. Sementara untuk penyakit Celiac adalah pemeriksaan serologi dan tes genetik untuk antigen leukosit manusia (HLA-DQ2 dan HLA-DQ8).

Pengobatan Gangguan Pencernaan

Perawatan dan pengobatan untuk gangguan pencernaan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pengobatan untuk GERD, antara lain:

  • Antibiotik.
  • Beberapa jenis obat lainnya sesuai resep dari dokter.
  • Tindakan operasi.

Pengobatan untuk IBS, antara lain:

  • Menghindari kafein.
  • Meminimalisir stres.
  • Menggunakan obat sesuai dengan anjuran dokter.

Pengobatan untuk IBD, antara lain:

  • Obat-obatan anti radang.
  • Supresor sistem imun.
  • Antibiotik.
  • Tindakan operasi.

Pengobatan untuk batu empedu, antara lain:

  • Obat-obatan.
  • Operasi pengangkatan batu empedu.

Sementara itu, penyakit Celiac bisa ditangani dengan diet ketat bebas gluten seumur hidup sebagai satu-satunya cara pengobatan.

Komplikasi Gangguan Pencernaan

Komplikasi yang dapat terjadi akibat GERD adalah:

  • Esofagitis atau peradangan lapisan esofagus. Kondisi ini dapat menimbulkan sejumlah gejala. Baca lebih lanjut pada artikel: Gejala Umum yang Dialami Pengidap Esofagitis
  • Striktur, bekas luka yang terbentuk karena luka akibat asam lambung.
  • Esofagus Barrett, perubahan pada sel dan jaringan lapisan esofagus akibat asam lambung.

 Komplikasi yang dapat terjadi akibat IBS adalah:

  • Hemoroid (wasir).
  • Malnutrisi atau kekurangan nutrisi.
  • Gangguan mental, seperti cemas atau depresi.
  • Penurunan kualitas hidup dan produktivitas kerja.

 Komplikasi yang dapat terjadi akibat IBD adalah:

  • Dehidrasi.
  • Kekurangan gizi atau malnutrisi.
  • Sumbatan (obstruksi) pada usus.
  • Fistula atau terbentuknya saluran abnormal di usus atau anus.
  • Muncul luka atau robekan di anus (fisura ani).
  • Penyumbatan di pembuluh darah di usus.
  • Perforasi atau robekan pada usus besar.
  • Kanker usus besar.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat batu empedu adalah:

  • Peradangan kantong empedu (kolesistitis).
  • Penyumbatan saluran empedu.
  • Penyumbatan saluran pankreas.
  • Kanker kantong empedu.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit Celiac adalah:

  • Malnutrisi akibat tubuh tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik.
  • Intoleransi laktosa.
  • Kanker usus besar, limfoma usus, dan limfoma Hodgkin.
  • Gangguan sistem saraf, seperti neuropati perifer.

Pencegahan Gangguan Pencernaan

Upaya pencegahan untuk GERD, antara lain:

  • Menghindari penggunaan pakaian sempit
  • Menjaga berat badan tetap ideal.
  • Menghindari berbaring setelah makan.
  • Berhenti merokok dan menghindari paparan asapnya. Jika kamu adalah perokok dan ingin berhenti, ketahui tipsnya pada artikel: Ini Cara Berhenti Merokok Secara Aman dan Permanen
  • Menghindari makanan dan minuman yang memicu asam lambung.

Upaya pencegahan untuk IBS, antara lain:

  • Mengonsumsi cukup serat.
  • Menghindari atau membatasi konsumsi makanan tidak sehat, seperti makanan berlemak dan bergas.
  • Makan dengan waktu rutin dan teratur.
  • Membatasi produk-produk susu.
  • Minum banyak cairan.
  • Melakukan olahraga rutin.
  • Menggunakan obat-obatan anti diare dan laksatif dengan hati-hati.

Upaya pencegahan untuk IBD, antara lain:

  • Makan dengan porsi kecil.
  • Minum banyak cairan.
  • Mengonsumsi multivitamin sesuai anjuran dokter.
  • Menghindari stres dengan olahraga, relaksasi, dan latihan pernapasan.

Upaya pencegahan untuk batu empedu, antara lain:

  • Makan secara teratur.
  • Konsumsi lebih banyak makanan tinggi serat.
  • Pertahankan berat badan yang sehat. 

Upaya pencegahan untuk penyakit Celiac, antara lain:

  • Menjalani diet bebas gluten saat hamil, jika ibu mengidap penyakit Celiac.
  • Melakukan tes genetik untuk bayi.
  • Menyusui bayi secara eksklusif setidaknya enam bulan.
  • Memperkenalkan gluten secara perlahan setelah anak berusia antara 4 hingga 6 bulan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Hanida Zulfa Nur Aini Template by Ipietoon Cute Blog Design